RATUSAN rumah masyarakat di Jalur Pramuka I serta II Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Abang, Kota Depok, Jawa Barat( Jabar) diterpa banjir. Banjir disebabkan kotor tempat pengasingan akhir( TPA Cipayung) menumpuk di lereng jembatan Mampang. Setelah itu sebab pemograman sistem otak banjir yang tidak pas.
” Pemukiman di Mampang, Kecamatan Pancoran Abang jadi posisi langganan banjir dikala hujan. Banjir membebani masyarakat karena air masuk sampai ke dalam rumah,” cakap Pujo, masyarakat setempat, Pekan( 26 atau 5) petang.
Dampak hujan yang mengguyur semalam suntuk, Pujo berkata 300 rumah dari 4 RW( RW 06, RW 09, RW 10, serta RuW 11) diterpa banjir.
Banjir di 4 RW itu kerap terjalin pada masa hujan. Serta, terus menjadi kesini, musibah banjir malah terus menjadi kerap terjalin serta pula terus menjadi besar akibatnya untuk masyarakat warga.
Insiden banjir di 4 RW lebih diperparah pengurusan kotor yang kurang bijaksana oleh penguasa wilayah.” Banyaknya kotor yang belum diatur dengan bagus menyebabkan penyumbat gerakan bengawan sampai memunculkan banjir,” tutur Pujo.
Kotor dari tempat pengasingan akhir( TPA) Cipayung yang dialirkan Kali Penginapan, banyak menumpuk dilereng jembatan Mampang.
” Dampak gundukan kotor itu, banjir juga meluap terus menjadi besar serta memunculkan kehancuran dan kehilangan material yang besar,” ucap Pujo.
Banjir di wilayah Mampang, hubung ia dampak kekeliruan penguasa dalam pembangunan aturan kota atau kebijaksanaan yang lain. Pemicu banjir pula dampak lumpur di lereng jembatan Mampang yang dibentuk medio tahun 2023, tidak dikeruk hingga ke dasar.
Penguasa Kota Depok lewat Biro Profesi Biasa serta Penyusunan Ruang( Biro PUPR) membuat jembatan Mampang dengan perhitungan Rp8 miliyar. Tujuan pembangunan jembatan supaya pemukiman tidak kebanjiran, serta kotor tidak terhalang di lereng jembatan Mampang.
RATUSAN rumah masyarakat
” Sia- sia saja pembangunan jembatan dengan perhitungan Rp8 miliyar jika toh pemukiman sedang kebanjiran,” jelasnya.
Dipaparkan Pujo, dampak dari terus menjadi banyaknya gundukan kotor yang tidak terkelola dengan bagus, pemukiman masyarakat Jalur Pramuka I serta II Kelurahan Mampang jadi diterpa banjir.
” Perhatian warga dalam melindungi area, spesialnya dalam pengurusan kotor tidak diragukan lagi. Warga amat patuh, bermukim pemecahan dari penguasa supaya pemukiman di Mampang tidak melanggar banjir,” ucapnya.
Sekretaris Wilayah( Sekda) Kota Depok, Supian Suri, Pekan( 26 atau 5) memeriksa posisi banjir yang sering terjalin di area Mampang, Kota Depok. Dalam peninjauannya ke posisi rawan banjir, beliau berterus terang sudah bertukar pikiran dengan pengasuh DKM, RT, RW, serta figur warga buat mencari pemecahan menuntaskan kasus banjir itu.
” Alhamdulillah kita bertukar pikiran dengan pengasuh DKM, Pak RT, RW, figur warga, semacam apa jalan keluarnya,” ucapnya.
Supian berkata ia menemukan masukan buat merelokasi langgar di posisi rawan banjir. Beliau berkata pengasuh DKM serta warga setempat memperbolehkan relokasi itu sebab ditaksir jadi salah satu pemicu banjir.
” Aku memohon buat memperbolehkan pemindahan langgar jika itu memanglah dikira jadi bagian pemicu banjir,” ucapnya.
Semacam dikenal, bualan air di Kali Licin dikala hujan menyebabkan Area Mampang, Kota Depok, sering terserang banjir. Masyarakat meringik karena banjir area itu mencadangkan lumpur.
Ikn kini menjadi bandar terluas di indonesia => https://tanamrejeki.info/